Esensi Ajaran Islam

Senin, 24 Maret 2008

Nabi palsu tidak akan mendapat kelonggaran

Nabi palsu tidak akan mendapat kelonggaran

Sudah merupakan kaidah Ilahi bahwa Tuhan tidak akan memberikan kelonggaran atau peluang kepada seorang nabi palsu. Orang seperti itu akan langsung dicengkeram dan dihukum. Berkaitan dengan itu maka kita patut menghormati dan menerima sebagai suatu kebenaran semua mereka yang pernah menyatakan diri sebagai Nabi pada masa apa pun, yang pengakuannya telah diteguhkan dan agamanya telah berkembang meluas dalam jangka waktu panjang. Misalnya pun kita menemukan kesalahan dalam kitab suci atau agama mereka, atau juga kelakuan yang salah di antara para penganutnya, jangan sampai kita menimpakan kesalahan tersebut di pundak para pendiri agama-agama tersebut. Pelencengan isi kitab suci bisa saja terjadi, begitu pula munculnya kesalahan penafsiran, tetapi tidak mungkin terdapat orang yang mengada-adakan kedustaan terhadap Allah s.w.t. dengan mengaku sebagai seorang Nabi, menyatakan ucapan karangannya sendiri sebagai firman Tuhan tetapi Dia tetap memberikan peluang atau kelonggaran kepadanya sebagai seorang muttaqi dan mengaruniakan kepadanya berkat berupa penerimaan dari orang banyak. (Tohfah Qaisariyah, sekarang dicetak dalam Ruhani Khazain, vol. 12, hal. 258).


* * *
Mungkinkah kepada seorang pendusta diberikan peluang untuk menyebar-luaskan kedustaannya sebagaimana Allah s.w.t. menganugrahkan kepada para penerima wahyu hakiki? Tidakkah Tuhan telah menyatakan bahwa mereka yang berdusta mengaku telah menerima wahyu dan para pendusta akan dicengkeram oleh-Nya? Kitab Taurat menyatakan kalau nabi palsu akan terbunuh dan Injil pun mengemukakan bahwa seorang pendusta akan segera dipunahkan dan pengikutnya bertemprasan dikocar-kacirkan.

Apakah ada satu saja contoh bahwa seorang pendusta yang mengaku sebagai penerima wahyu yang diberikan peluang sepanjang jangka waktu yang telah diberikan kepadaku sejak pernyataan yang aku ajukan bahwa aku adalah seorang yang menerima wahyu Ilahi? Jika memang ada, silakan ajukan.


Aku menyatakan dengan sesungguhnya bahwa sejak dunia terkembang belum pernah ada kejadian demikian. Aku tidak ada mengatakan bahwa seorang penyembah berhala, atheis atau seorang yang mengaku sebagai tuhan, tidak akan berumur panjang, karena kesalahan-kesalahan seperti itu baru akan dihisab nanti di akhirat. Yang aku nyatakan disini adalah mereka yang berdusta mengaku sebagai penerima wahyu Ilahi, mereka inilah yang akan dicengkeram dan umurnya akan pendek. Kitab Taurat, Injil mau pun Al-Qur’an membenarkan hal itu, sebagaimana halnya juga penalaran. Lawan yang mana pun tak mungkin bisa mengemukakan contoh meski satu yang bertentangan dengan sejarah. (Ayyamus Sulh, Qadian, Ziaul Islam Press, 1899; sekarang dicetak dalam Ruhani Khazain, vol. 14, hal. 267-268, London, 1984).

Tidak ada komentar:

 




© 2007 Saat Teduh: Nabi palsu tidak akan mendapat kelonggaran | Design by | Template by :